Pengertian Subnet mask
Subnet mask adalah
istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka
biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,
menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan
luar.
Perhitungan
subnetting
Subnetting Pada Alamat Kelas C
Pada
alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask
kelas C yang mungkin adalah sebagai berikut :
Binary;Desimal;
Singkatan
10000000;
128; /25 (tidak valid)
11000000;
192; /26
11100000;
224; /27
11110000;
240; /28
11111000;
248; /29
11111100;
252; /30
11111110;
254; /31 (tidak valid)
Untuk
contoh perhitungan subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192
192
= 11000000
Pada
bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0
mewakili bit-bit host yang tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit
untuk subnetting dan 6 bit untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.
Apa
saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off
(bernilai 0 semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang bersamaan, maka
ada 2 subnet mask yang valid.
01000000
= 64
10000000
= 128
Alamat
dari host yang valid akan didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara
subnetsubnet
tersebut,
dikurangi dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan,
2) nomor dengan bit host bernilai 1 (on). Untuk menentukan host-host ini,
pertama kita harus menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu
membuat semua bit host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut.
Host yang valid harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet
64
01000000
= 64 (Network)
01000001
= 65 (Host pertama yang valid)
01111110
= 126 (Host terakhir yang valid)
01111111
= 127 (Broadcast)
Subnet
128
10000000
= 128 (Network)
10000001
= 129 (Host pertama yang valid)
10111110
= 191 (Host terakhir yang valid)
10111111
= 192 (Broadcast)
Pada bagian ini penting sekali untuk
menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.
Berikut
cara cepatnya :
·
Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet.
X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit
1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet.
·
Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host
persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet mask
11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 = 62
host.
·
Subnet yang valid : 256 – subnet mask =
ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size
dan subnet pertama adalah 64. Subnet berikutnya adalah bilangan dasar ditambah
dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan
dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari subnet mask, yang bukan
merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1 (on).
·
Alamat broadcast untuk setiap subnet :
Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat menjadi 1, yang mana merupakan
nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya.
·
Host yang valid : Host yang valid adalah
nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan semua 0 dan semua 1.
contoh soal.
Alamat
network = 192.168.10.0; subnet mask = 255.255.255.240;
·
Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam
binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid.
·
Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang
valid.
·
Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 +
16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112;
112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 = 160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192;
192 + 16 = 208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 = 240; stop. Nah,,, subnet yang valid
adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak
termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita.
·
Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya
adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya.
·
Host yang valid ? Nomor yang terletak
antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat
network = 192.168.20.0; subnet mask = 255.255.248.0;
·
Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam
binary, 2^5 – 2 = 30 subnet.
·
Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host.
·
Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8
= 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan dirinya
sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid.
·
Alamat broadcast ? Pasti nomor yang
terletak sebelum subnet berikut.
·
Host yang valid ? Nomor yang terletak
antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat
node = 192.168.10.33; subnet mask = 255.255.255.224;
Untuk
mengerjakan soal seperti ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan
alamat broadcast dari alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan
menjawab pertanyaan nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah
yang valid?). 256 – 224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33
berada diantara dua subnet dan pasti merupakan bagian dari subnet
192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu 63
(ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang berada
tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.
Berikutnya
kita akan coba melakukan subnetting untuk IP Address class A dan IP Address
class
B. Pada dasarnya sama saja dengan melakukan subnetting pada IP Address class C.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena
masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan
blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang
kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari
yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana
y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
·
Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192. Alamat host dan broadcast yang valid.
Berikutnya
kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask
CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0
berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126
host
·
Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi
lengkapnya adalah (0, 128)
·
Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau
sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama
saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C
di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534
host
·
Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar